Perjuangan Seorang Anak Cacat
Michelle : (di sebuah rumah sakit , lahir bayi kembar dan yang satu dilahirkan cacat tanpa tangan kiri , si ibu mengendong bayi yang lahir sempurna sambil duduk di ranjang dan seorang dokter mengendong anak yang lahir cacat . Si ibu sama sekali tidak mau mempedulikan anaknya yang cacat . Lalu ayah masuk ke dalam ruangan dan dokter keluar ruangan dan membawa bayi yang cacat untuk di periksa )
(Bapak duduk di sebuah kursi di sebelah ranjang istrinya )
Bapak : Ma , papa sedih sekali , papa kecewa ma , kenapa anak kita lahir dengan keadaan seperti ini ? Mengapa Tuhan memberikan kita anak yang cacat ? Apa kita punya kesalahan yang sangat besar ma ?
Ibu : Pa , mama juga sedih , mama juga kecewa , tapi ini semua harus kita jalani karena Tuhan mungkin punya rencana lain . Yang sabar ya pa , pasti semua ada jalan keluarnya .
Bapak : Ma , gimana kalau anak kita yang cacat itu gausah kita bawa pulang ? Kita tinggalkan saja di Rumah Sakit ini atau kita bawa ke Panti asuhan ?
Ibu : hhhhhmmmm , apa itu cara yang terbaik pa ?
Bapak : Menurut papa sih memang itu cara yang paling tepat , papa gamau ntar kalo temen – temen papa tau kalo anak papa itu cacat , kan papa malu ma .
Ibu : Bener juga sih pa , tapi jika kita melakukan itu kita akan menjadi orang tua yang paling jahat . ( Ibu berpikir sejenak ) Setelah mama pikir – pikir , sepertinya memang itu cara yang paling tepat .
(Bapak keluar dari ruangan dan melihat dokter yang menangani proses kelahiran istrinya)
Bapak : Dok , bisa kita bicara sebentar ?
Dokter : Ya , ada apa ya ?
Bapak : Dok , sebagai seorang ayah saya sangat bahagia bisa mempunyai anak , tapi di samping itu saya juga ada rasa kecewa karena keadaan anak saya yang cacat , saya dan istri saya telah berdiskusi , dan kami telah setuju untuk membawa anak kami yang cacat ke panti asuhan dan yang satu lagi akan kami bawa pulang .
Dokter : Ohhh , saya mengerti perasaan bapak , apa sebaiknya tidak dipertimbangkan dengan lebih matang dengan istri bapak lagi ?
Bapak : sepertinya tidak perlu dok , kami berdua telah memikirkan dengan matang untuk melakukan hal tersebut . Saya juga minta tolong , tolong beritahu pihak panti untuk menamai anak saya Lina .
Dokter : Baiklah kalau ini yang ibu dan bapak inginkan saya akan menyiapkan prosedur untuk mengirimkan anak bapak ke panti asuhan , dan perlu di tandatangani oleh ibu dan bapak . dan ini alamat panti nya ya pa .
Bapak : Baiklah , terima kasih dok .
(Lalu Bapak dan Ibu mendatangi alamat panti asuhan yang diberikan oleh si dokter)
Bu Panti : Selamat siang , dengan bapak siapa ya ? silahkan duduk . ( sambil berjabat tangan )
Bapak : Saya Bapak Arnold .
Ibu : Saya Ibu Eva . ( sambil mengendong seorang bayi)
Bu Panti : Ada keperluan apa ya ibu dan bapak datang kemari ?
Bapak : Langsung saja ke tujuan bu , saya dan isrti saya bermaksud untuk menitipkan anak saya di panti ini karena kami berdua sangat malu dengan keadaan fisiknya yang seperti ini .
Bu Panti : ooh iya , kemarin itu sudah ada dokter yang memberikan prosedur atas nama bapak , yasudah kalau begitu silahkan diisi lagi formulir nya pak .
(si ibu menyerahkan anak nya yang cacat kepada ibu panti tanpa rasa sedih )
Ibu : Baiklah bu , kalau begitu saya dan suami saya permisi dulu . terimakasih .
Bu Panti : Oh iya bu , sama – sama .
Alvin : (14 tahun kemudian )
(di panti asuhan , Lina sedang menonton TV dan melihat sebuah acara yang meliput tentang Hari Ibu )
Wartawan : Sekian dahulu laporan dari saya . Saya Alvin Gunawan , melaporkan dari Gedung Kesenian Jakarta dalam rangka Hari Ibu .Terus saksikan berita – berita terkini dari kami hanya di RICCI Channel .
(Setelah acara nya habis , Lina mematikan TV dan segera menemui Ibu Panti )
(Ibu Panti sedang membaca buku di ruangannya )
Lina : Selamat siang bu . Bu , saya ingin menanyakan sesuatu kepada ibu .
Bu Panti : Iya boleh ni , ingin menanyakan apa ?
Lina : Bu , saya ini siapa sebenarnya ? Saya lahir di mana ? Saya anak siapa ? Di mana orang tua kandung saya ? Mengapa saya bisa berada di sini ? Apa orang tua saya membuang saya ?
Bu Panti : Lin , mengapa kamu bertanya seperti itu ? Kamu adalah Lina , orang tua kamu sebenarnya tidak membuang kamu , orang tua kamu sangat menyanyangi kamu .
Lina : Lalu mengapa saya berada di sini ?
Bu Panti : (Bu Panti berpikir sejenak ) Apa kamu benar – benar ingin mengetahui yang sebenarnya ?
(Lina menganggukan kepala )
Bu Panti : Dulu saat kamu baru lahir , kamu mempunyai saudara kembar , tetapi fisik kalian berbeda , lalu ibu dan ayah mu merasa terpukul dan ia menitipkan kamu di sini dan ia menyuruh ibu untuk menjaga kamu baik – baik .
( Mata Lina langsung berkaca – kaca )
Bu Panti : Sudahlah tidak apa – apa , di sini kamu juga mempunyai orang tua dan saudara – saudara yang menyayangi kamu .
Lina : Bu , bolehkah saya meminta satu permintaan ?
Bu Panti : Boleh nak . Apa itu ?
Lina : Tapi ibu janji ya akan melakukannya untuk saya .
Bu Panti : Ya ibu janji nak .
Lina : Bisakah ibu mengantarkan saya kepada orang tua saya ? Saya sangat ingin bertemu dengan mereka . Sejak awal saya lahir ke dunia ini , saya belum pernah melihat sedikitpun rupa kedua orang tua saya , saya pun tidak pernah mendengar suara kedua orang tua saya . Saya tahu mereka tidak akan mau menerima saya karena keadaan saya sekarang , tapi saya mohon saya sangat ingin melihat mereka .
(Bu Panti dengan perasaan tidak tega , menganggukan kepalanya )
(Lina dan bu panti telah sampai di depan rumah orangtua Lina , dan seorang ibu sedang menyapu di halaman rumah )
Bu Panti : Permisi , selamat siang
Ibu : iya , selamat siang , ada yang bisa saya bantu ?
Bu Panti :Bu , apa ibu tidak ingat dengan saya ?
Ibu : Maaf ya , tidak , ibu siapa ya ?
Bu Panti : Saya ini adalah ibu panti yang 14 tahun lalu ibu titipkan seorang anak , dan ini ( menunjuk ke arah Lina adalah anak ibu .
Ibu : Maaf ya bu , mungkin ibu salah orang , saya tidak pernah punya anak cacat .
Lino : Ma , Lino pulang !
Ibu : Nah , ini anak saya namanya Lino , ga cacat kan !
Bu Panti : Bu , tapi ini anak ibu !
Ibu : Saya sudah bilangkan , ibu itu salah orang ! ( sambil berjalan masuk ke dalam rumah )
Bu Panti : Ya sudah lah kalau ibu kamu masih belum mau mengakui kamu , ayo kita pulang saja .
(di panti asuhan , Lina sedang duduk di kamarnya dan memikirkan sesuatu )
Bu Panti : Sudahlah Lin , kamu tidak perlu bersedih , kamu juga masih memliki ibu , dan saudara – saudara yang menyayangi kamu di sini . Ibu tau kasih sayang yang ibu berikan tidak seperti yang diberikan oleh seorang ibu , tetapi ibu benar – benar tulus menyayangi kamu .
Lina : Saya juga senang memiliki ibu seperti ibu .
Bu Panti : Sudah sana kamu tidur , kamu pasti lelah . ( Bu Panti keluar dari kamar Lina )
Lina : (sambil memeluk bantal atau boneka ) Hari ini saya sangat senang bisa melihat wajah kedua orang tua dan saudara kembarku , tapi saya juga sangat sedih karena tidak bisa berada di tengah kehangatan keluarga itu , saya sangat ingin berada di sana . Ya Tuhan , aku bersyukur karena samapi sekarang engkau masih memberikanku kehidupan yang layak walau tanpa orang tua kandungku , Tuhan , aku ingin sekali bertemu secara langsung dengan mereka walau saya tahu mereka tidak akan mau menerima saya dengan keadaan fisik saya yang seperti ni , apa yang harus saya lakukan ?
(keesokan harinya )
Lina : Bu , hari ini saya akan pergi ke rumah orang tua kandung saya lagi , boleh kan ?
Ibu Panti : Iya boleh , hati – hati ya , Lin .
(Lina berjalan lagi ke rumah yang kemarin ia datangi )
Lina : Tuhan , kemarin saya telah ditolak oleh ibu saya, dan hari ini saya akan mencoba lagi untuk bertemu dengannya dan mengobrol lebih panjang dengannya , Tuhan , berikanlah aku kekuatan untuk menahan air mataku ketika aku menatap wajahnya , jangan biarkan ada air mataku yang menetes karena aku pun tidak mau membuat ibu itu menangis .
( Lina mengetuk pintu dan ibu yang kemarin membukanya )
Ibu : Se.... Loh , mengapa kamu kembali lagi ?
Lina : Bu , saya benar – benar ingin berbicara sebentar saja dengan ibu , sebelumnya saya minta maaf kalau saya menganggu ibu .
Ibu : (berpikir sejenak ) Baiklah , silahkan masuk .
(di ruang tamu )
Ibu : Silahkan duduk , mau minum apa ?
Lina : Oh tidak usah Bu , saya tidak akan lama di sini saya hanya ingin berbicara sebentar dengan ibu .
Ibu : Oh ya sudah kalau begitu ( ibu duduk juga di ruang tamu )
Lina : Bu , bolehkah saya menanyakan sesuatu ?
Ibu : Ya , ada apa ?
Lina : Apa benar bahwa ibu adalah ibu kandung saya ? ( Nini menatap ibu itu dengan penuh pengharapan bahawa ibu itu akan mengtakan IYA )
Ibu : ( sama sekali tidak memandang Lina dan tetap diam )
Lina : Bu , mengapa anda tidak menjawab pertanyaan saya ?
(suasana di ruang tamu menjadi sunyi senyap , Nini terus memandang wajah ibu itu tetapi ibu itu tetap tidak mau memandang Lina dan tiba – tiba ….
Ibu : Bukan , mungkin kamu salah orang , saya bukan ibu kandung kamu ! ( dikatakan oleh ibu dengan perlahan namun dalam )
(Lina tetap memandang ibunya dan mengusap air mata yang menetes di pipinya )
Lina : Bu , apa ibu ingat 14 tahun yang lalu , ibu pernah melahirkan bayi kembar dan yang satunya ibu titipkan di panti asuhan karena ibu tidak bisa menanggung malu akibat fisiknya ?
(tiba – tiba ibu memandang Lina dengan wajah terkejut dan memfokuskan pandangannya pada Nini )
Ibu : (dengan suara gugup ) ti...dak , saya tidak punya bayi kem....bar , mungkin kamu salah orang .
Lina: Bu , saya yakin saya tidak salah orang , apa ibu tahu ketika saya memandang wajah ibu , saya merasakan bahwa kita itu sangat dekat dan dari lubuk hati saya yang paling dalam saya benar – benar yakin bahwa ibu adalah ibu kandung saya . Mengapa ibu begitu tega menaruh saya di Panti Asuhan itu ? Apa ibu malu karena fisik saya yang seperti ini ? Mengapa saya tidak bisa merasakan kasih sayang dari ibu kandung saya sendiri ? Walau saya mempunyai ibu panti yang benar – benar sayang pada saya , tapi tetap saja saya belum pernah merasakan kehangatan dari seorang ibu . Apa saya benar – benar tidak pantas mendapatkan kasih sayang dari ibu kandung saya sendiri ?
(Ibu tetap diam dan memperhatikan wajah Lina dengan lebih saksama )
(tiba – tiba ada suara orang yang membuka pintu dan suara hentakan kaki )
Lino : Ma , Lino pulang . (melihat ke arah Lina ) Siapa ini Bu ?
(Lina memandangi Lino dari atas sampai bawah )
Ibu : Eh kamu sudah pulang , ini anak nya temen mama . sudah cepat sana ganti baju lalu makan siang , makanannya ada di meja makan .
Lino : Oke mam . ( lalu berjalan masuk ke kamarnya )
Ibu : Maaf ya , menganggu pembicaraan kita .
(ruangan menjadi sunyi kembali , lalu .... )
Lina : Bu , apa ibu benar – benar bukan ibu kandung saya ? Apa ibu tega berbohong terhadap anak kandung ibu sendiri ? Saya tahu sebenarnya ibu itu malu tidak mau mengakui saya adalah anak ibu karena fisik saya yang seperti ini , saya hanya ingin ibu mengatakan IYA kepada saya , bahwa saya adalah anak ibu , ibu tidak perlu mengatakan kepada orang banyak bahwa saya adalah anak ibu , saya hanya ingin ibu mengakuinya pada saya seorang bahwa ibu adalah ibu kandung saya . Jika ibu mengakui bahwa ibu adalah ibu kandung saya , saya akan merasa sangat senang hari ini dan merasakan kasih sayang dari seorang ibu walau hanya dari kata – kata , setelah itu ibu boleh kog tidak menganggap saya seperti anak ibu di luar sana .
Lina : Ya sudah kalau ibu belum bisa menerima saya dan mengatakan yang sejujurnya , saya akan tetap menunggu karena saya yakin bahwa ibu adalah ibu kandung saya . ( lalu berjalan keluar dari rumah itu )
(ibu tetap duduk di ruang tamu sambil memperhatikan Lina berjalan keluar dari pintu rumahnya )
(di panti asuhan )
Bu Panti : Bagaimana hari ini Lin ? apa yang ibu itu katakan ?
Lina : hhhhmmm , Bu , mengapa hidup ini begitu tidak adil ? Saya sudah berusaha untuk memperjuangkan hak saya untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua kandung saya , tapi saya belum juga berhasil . Tapi saya yakin suatu saat nanti pasti semuanya akan berakhir dengan bahagia walau saya tidak tahu apa rencana Tuhan yang sebenarnya .
Bu Panti : Lina , ibu setuju bahwa kamu akan terus berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi hak kamu , ibu sepenuhnya mendukung kamu . Tapi kamu tidak perlu merasa kesepian atau merasa hidup ini tidak adil , ibu tahu kasih sayang yang ibu berikan pada kamu tidak seperti kasih sayang yang ibu kandungmu berikan padamu , tapi ibu menyanyangi kamu setulus hati ibu dan ibu telah menganggap kamu adalah anak kandung ibu sendiri .
Nini : Saya juga senang mempunyai ibu yang baik seperti ibu .
(Lina masuk ke kamar )
Bu Panti : Ya Tuhan , saya sebagai ibu angkatnya Lina benar – benar tidak tega malihat apa yang dialami Lina sekarang ini . Tuhan , berikanlah Lina kekuatan untuk menghadapi masalah – masalah yang sedang di alaminya saat – saat sekarang maupun nanti , jadikanlah Lina tumbuh menjadi anak yang tegar dan tidak mudah putus asa . Amin ( lalu Bu Panti berjalan menjuju ke ruangannya )
(di kamar Lina )
Lina : (memeluk boneka ) Ya Tuhan , hari ini saya berbincang – bincang dengan ibu kandung saya , saya merasa sangat senang , walau ibu itu mengatakan bahwa ia bukan ibu kandungku , tapi aku yakin bahwa ia adalah ibu kandungku . Saya sudah mencoba mengingatkan dia tentang apa yang ia lakukan pada saya 14 tahun yang lalu namun sepertinya dia tidak begitu mempedulikan cerita saya . Sekarang aku sudah kehabisan cara untuk membuktikan bahwa saya adalah anak kandungnya , tapi saya akan terus berusaha untuk membuktikan bahwa saya benar – benar anak ibu itu dan mendapatkan apa yang seharusnya saya dapatkan yaitu kasih sayang dari seorang ibu , tapi jika Tuhan mempunyai rencana yang lain , tolong cegahlah aku untuk pergi ke rumah itu lagi besok . ( lalu Nini tidur )
(di rumah orang tua Lina )
Ibu : Pa , mama ingin memberitahu papa sesuatu tapi mama mohon papa jangan terkejut dan jangan memberitahu Lino ya .
Bapak : iya , ada apa ma ?
Ibu : Pa , mama sedang bingung nih , apa papa ingat 14 tahun lalu apa yang kita lakukan terhadap saudara kembar Lino ?
(Bapak yang tadinya sedang asik bekerja dengan setumpuk kertas langsung memalingkan wajahnya dan memasang wajah serius pada istrinya )
Bapak : Iya , ada apa ma ?
Ibu : Lina sudah 2 kali datang ke rumah ini dan memaksa mama untuk mengakui bahwa mama adalah ibu kandungnya , tapi mama belum bisa menerima keadaan ini , jadi mama menolak bahwa mama bukanlah ibu kandungnya .
Bapak : Apa??? Lina datang ke sini sudah dua kali ? Mengapa baru memberitahu papa sekarang ma ? Mengapa mama mengelak bahwa mama bukanlah ibu kandung nya ? Apa waktu 14 tahun masih belum cukup untuk menerima semua ini ? Lina adalah anugrah dari Tuhan ma , papa sudah seringkan bilang ke mama untuk menjemput Lina di panti asuhan . Mama ini kalau berpikir kog ga bisa yang relistis ya ? Mama ini mengapa tega melukai perasaan Lina ? Ia sudah dilahirkan dengan keadaan seperti itu pasti ia merasa tidak nyaman dan tidak adil terhadap kehidupannya , sekarang mama malah menambah kesedihan hidupnya dengan menolak bahwa mama bukanlah ibu kandungnya . Papa bingung lah mama ini mikirnya gimana sih , terserah mama lah sekarang ! (Bapak lalu pergi tidur )
( Ibu tetap duduk di ranjang sambil memikirkan perkataan suaminya )
Ibu : Tuhan , sekarang saya menyadari apa yang telah saya lakukan terhadap Lina selama 14 tahun ini , dan kemarin saya telah memberinya luka yang kedua setelah saya meninggalkannya di Panti itu , saya telah membuang anugrah yang Engkau berikan pada keluarga ini , saya telah melakukan sesuatu yang tidak adil dan membuat Lina tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi hakknya . Tuhan , saya berjanji jika Lina datang lagi ke rumah ini , saya akan menerima dia menjadi anak saya dan memulai semuanya dari awal , saya benar – benar menyesal atas apa yang saya telah lakukan terhadap anak saya . ( lalu ibu juga pergi tidur )
(keesokan harinya )
Lina : Bu , untuk terakhir kalinya saya akan pergi ke rumah itu untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari ibu itu .
Bu Panti : Silahkan nak , ibu akan menunggu kamu , jangan pulang terlalu malam dan jangan terlalu memaksakkan diri .
(Lina berjalan sambil berbicara )
Lina : sepertinya Tuhan tidak menghalangi aku untuk datang lagi ke rumah ini dan hari ini juga aku akan menanyakan kepastiannya pada ibu itu , Ya Tuhan tegarkanlah hatiku , apapun jawaban dari ibu itu , ini pasti adalah kehendak Tuhan , saya benar – benar sudah mencoba untuk memperjuangkan hak saya , kuatkanlah aku ya Tuhan untuk melewati apa yang akan terjadi hari ini .
(Lina mengetuk pintu dan hari ini yang membuka adalah Lino, saudara kembar Lina )
Lino : Selamat siang , cari siapa ya ?
Lina : Saya mencari ibu kamu , saya ingin berbicara dengan beliau .
Lino : Oh iya , sepertinya kita pernah bertemu , kamu itu anak yang kemarin datang kan ? Kenalkan saya Lino .
Lina : Iya , saya Lina .
( keduanya berjabat tangan )
Lino : Kog ada yang aneh ya ? Sepertinya aku merasa kita itu deket banget ?
Lina : Hah ????
Lino : Oh ga papa , mungkin ini hanya perasaan saya saja . Tunggu sebentar ya , silahkan masuk ke dalam dan duduklah di ruang tamu saya akan memanggilkan ibu saya .
(Lina duduk di ruang tamu dan tak lama kemudian Lino dan ibunya muncul dan duduk bersama – sama di ruang tamu )
Lina : Selamat siang bu , hari ini saya datang untuk memastikan jawaban ibu untuk yang terakhir kalinya , tapi sebelumnya saya ingin menanyakan kepada ibu , apakah dia ( menunjuk ke arah Lino ) adalah saudara kembar saya ?
Lino : (dengan wajah terkejut dan bingung ) Apa ? Aku adalah saudara kembar dia ?
Ibu : Lino , masuk ke dalam kamar , ibu ingin berbicara berdua dengan anak ini dulu .
Lino : Baik bu ( Lino berjalan tetapi tidak ke kamar melainkan menunggu di belakang pintu untuk mendengarkan pembicaraan ibu dan Lina )
Lina : Bu , mengapa ibu tidak menjawab pertanyaan tadi malah menyuruhnya masuk ke kamar ? Apa benar apa yang saya katakan bahwa dia adalah saudara kembar saya?
Ibu : ( Mencoba mengalihkan pertanyaan ) Apa tujuan kamu datang lagi ke rumah ini ?
Lina : Saya ingin memastikan bahwa anda benar – benar ibu kandung saya . Jika hari ini ibu tidak juga menjawab , saya akan tetap menunggu sekalipun saya harus menunggu di luar dari siang hari hingga siang hari lagi , saya akan tetap menunggu karena saya yakin bahwa ibu adalah ibu kandung saya . Saya hanya ingin memberitahu ibu satu hal , mungkin ini adalah terakhir kalinya saya akan datang ke rumah ini , karena di Panti Asuhan telah ada orang tua yang ingin mengadopsi saya , tapi saya minta waktu pada orang itu untuk menunggu selama 3 hari untuk mememastikan bahwa ibu kandung saya benar – benar sudah tidak menginginkan saya lagi maka saya akan menghabiskan waktu 3 hari itu untuk menunggu jawaban yang pasti dari ibu .
(Lino terkejut dari balik pintu )
Ibu : Lina , ibu sudah berpikir tadi malam dan menceritakan semuanya pada suami saya . Saya ingin mengatakan yang sebenanrnya pada kamu . Sebelumnya saya ingin minta maaf pada kamu apa yang saya dan suami saya telah lakukan 14 tahun yang lalu , waktu itu saya benar – benar tidak bisa menanggung malu karena anak yang saya lahirkan fisiknya berbeda dari yang lain , namun sekarang saya telah menyadari dan saya telah mengambil keputusan yang salah , saya juga……
(Lino yang menguping dari belakang pintu sangat – sangat terkejut dan membuka pintu kamarnya dan segera bergegas ke ruang tamu )
Lino : Ma , apa yang mama katakan tadi pada anak ini ?
(Ibu mengajak Lino untuk duduk di ruang tamu bersama )
Ibu : Lino , Mungkin ini sudah saatnya kamu untuk mengetahui yang sebenarnya , Jadi , anak perempuan ini adalah Lina dia ini bukan anak temen mama tapi dia adalah saudara kembar kamu , waktu kecil mama dan papa tidak bisa menerima dia , karena keadaan fisik nya lalu ibu meninggalkan dia di Panti asuhan .
Lino : Ma , mama kog jahat banget sama adikku ? Kenapa mama buang dia ? Fisik kan bukan masalah yang besar ma , coba kalo dari dulu dia tinggal bareng sama kita jadi kan aku ga akan merasa kesepian di rumah , ya walaupun dia itu perempuan , tapi kan masih bisa main bareng . Oh iya , pantesan aja sejak aku liat Lina aku tuh ngerasa ada ikatan apa gitu antara aku sama dia , ternyata dia adik kembarku .
(Lino memandangi Lina dari atas ke bawah dan menyuruhnya untuk berdiri )
Lino : Lin , coba kamu berdiri sekarang .
( Lina berdiri sambil memandangi Lino juga )
Lino : Waaah , kamu sedikit mirip ya dengan aku , aku sangat senang karena sekarang aku mempunyai teman di rumah, kamu tidak usah berkecil hati karena keadaan fisikmu , walau keadaan kamu seperti ini aku tetap senang dan menerima kamu apa adanya kok , aku tahu sebenarnya kamu juga gamau kan dilahirkan seperti ini , maaf orang tua ku ya ehh salah orang tua kita ( sambil tersenyum ) yang sudah membuat kamu merasakan bahwa anak cacat tidak berhak mendapatkan kasih sayang mungkin saat itu kamu merasa sangat terpukul saat mengetahui yang sebenarnya , tapi aku janji mulai sekarang hidup mu akan terus bahagia dan aku tidak akan membiarkan kalau ada yang membuat kamu menangis .
(Ada suara orang membuka pintu )
Bapak : Ma , papa pulang .
Bapak : Ma , siapa anak perempuan ini ? Pacar Nino ?
(Ibu berjalan mendekati bapak )
Ibu : Pa , itu Lina saudara kembar Nino .
Bapak : Hahhh ? Ya ampun .( langsung berlalri menuju ke ruang tamu dan meletakkan tas kantornya di lantai dan ibu juga ikut masuk ke dalam )
Bapak : Lina , maafkan papa ya , papa benar – benar tidak mengenali kamu ,papa menyesal atas apa yang sudah papa lakukan 14 tahun yang lalu , papa dan mama benar – benar sangat menyesali apa yang telah kami perbuat , maafkan kami ya nak . Kami telah membuat kamu tidak bisa merasakan kasih sayang dari orang tua kandung kamu sendiri , dan mungkin kamu merasa bahwa hidup ini tidak adil dan kami juga tidak bisa memberikan apa yang semestinya kamu dapatkan selama 14 tahun ini , kami benar – benar sungguh sangat menyesal , mulai sekarang kami berjanji akan menerima kamu apa adanya dengan keadaan yang seperti apapun karena kami telah mendapat bisikan dari Tuhan bahwa kamu dan Nino adalah titipan dari Tuhan kepada kami dan Tuhan meminta kami untuk menjaga kalian baik – baik tanpa membeda – bedakan satu dan yang lain .
(Lina mengangguk perlahan sambil meneteskan air mata yang bertanda bahwa Nini sudah mengerti apa yang papa nya katakan )
kesindir dengan cerpen ini. Makasih yachh sobat, sudah mau mengangkat cerita ini kepermukaan. ^_^ Salam kompak aja. Godblees you.
BalasHapus